Halo
guys! Kali ini gw akan mempublikasikan video budaya dari daerah Yogyakarta.
Kenapa budaya Yogyakarta yang saya ambil? Karena budaya-budaya yang ada di
Yogyakarta ini sangat unik-unik. Klik video yang saya ambil dari youtube ini.
Selain videonya, gw akan menjelaskan sedikit tentang Yogyakarta. Yogyakarta
mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik)
maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara
lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang
intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem
sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
Yogya memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan
Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset
budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai
institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan
embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam
berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi.
Selain itu, Yogya juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu
Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum
internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergerak dalam
kategori baik sebesar 41,55%, seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%.
Rumah adat Yogyakarta dinamakan Bangsal Kencono Kraton
Yogyakarta merupakan sebuah bangunan Pendopo. Halamannya sangat luas, ditumbuhi
tanaman dan dilengkapi beberapa sangkar burung. Di depan Bangsal Kencono
terdapat dua patung dari Gupolo, sang raksasa yang memegang gada (sejenis alat
pemukul).
Untuk pakaian adatnya, pria Yogyakarta memakai pakaian
adat berupa tutup kepala (destar), baju jas dengan leher tertutup (jas tutup)
dan keris yang terselip di pinggang bagian belakang. Ia juga mengenakan kain
batik yang bercorak sama dengan sang wanita. Sedangkan wanitanya memakai kebaya
dan kain batik. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung, dan cincin.
Di Yogyakarta pun keris merupakan senjata tradisional
yang paling terkenal. Keris-keris itu diberi pula gelar-gelar kehormatan
seperti "Kanjeng Kyai Kpek" dan sebagainya. Selain keris terdapat
pula tombak sebagai benda pusaka. Benda-benda itu sangat dihormati dan diberi
gelar kehormatan. Antara lain "Kajeng Kyai Ageng Plered", Kanjeng
Kyai Ageng Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan "Kanjeng Ageng
Megatruh". "Kyai Plered" mempunyai sejarah tersendiri, karena
Untung Suropati berhasil menewaskan opsir Belanda Kapten Tack dengan
menggunakan "Kyai Plered" Oleh karena itu, tombak ini dianggap
keramat. Ada pula tombak dan keris yang disebut Tosan Aji. Tosan artinya besi
dan Aji artinya dihormati karena bertuah. Benda-benda ini biasanya dirawat
baik-baik dan disimpan pada tempat-tempat khusus. Pada saat-saat tertentu
benda-benda itu dibersihkan dan dimandikan.
Salah satu ciri khas kebudayaan Yogyakarta khususnya
Jawa adalah seni wayang. Kesenian wayang merupakan kreasi budaya masyarakat
Jawa Tengah yang dalam setiap ceritanya memiliki filosofi akan kehidupan
masyarakat Jawa, seperti kisah-kisah kepahlawanan, raja-raja terdahulu atau
mitologi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa sangat menggemari wayang dikarenakan
setiap cerita yang terdapat dalam kesenian wayang ini dapat dijadikan pedoman
masyarakat dalam menjaga kebudayaan Jawa sendiri. Ada sekitar 40 jenis wayang
di Jawa diantaranya adalah Wayang Beber, Wayang Klintik, Wayang Kulit, Wayang
Krucil, dan Wayang Golek. Disetiap pementasan wayang selalu dipimpin oleh
seorang Dalang yang memahami alur cerita dalam pewayangan. Pertunjukan wayang
ini selalu diiringi oleh musik gamelan.
Itulah beberapa informasi seputar budaya Yogyakarta
yang saya publikasikan pada hari ini. Seperti biasa, gw mohon untuk reader yang
membaca blog ini untuk tinggalkan pesan & saran di comment ini
agar gw selaku penulis blog ini tetap terus menulis blog ini.
Referensi
>Wikipedia
>http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.co.id/2011/05/kesenian-yogyakarta-andini-binayuda.html
>http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.co.id/2011/05/kesenian-yogyakarta-andini-binayuda.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar